dan ketika jingga itu hadir dalam kehidupanku
selalu hadir dalam setiap hariku yang mengisi kehampaan hati ini
jingga yang selalu setia kepada sang fajar
seperti embun pagi yang selalu datang setiap esok
menjadi bulir-bulir air disetiap ujung semak yang melambai
ketika jingga hadir dan sang surya memancarkan hangatnya
embun yang berada diujung semakpun mulai memudar
memudar menjadi uap karena kesetiaannya
kesetian untuk melembabkan ujung-ujung semak yang menering
agar kembali basah dan mempunyai keinginan
begitu juga dengan jingga
jingga yang semakin memudar dan berganti menjadi terang
jingga yang segera lenyap dari pandangan mata
begitu juga saat senja hadir
jingga akan kembali hadir
menemani sang fajar menuju ketahtanya
hingga langit menjadi gelap dan jinggapun menghilang
menjadi kelam yang menenangkan semua ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar