Kamis, 02 April 2009

Nyanyian Seorang Pelacur . . .

Malam yang dingin disudut kota yang sangat sepi 

Aku sendiri menunggu seorang lelaki buaya darat dan tante-tante girang

Yang membutuhkan kehangatan dari seorang pelacur muda . . .

Seakan siap memberikan kepuasan batin dan kepuasan duniawi . . .

Yang hanya bersenjatakan rayuan gombal dan janji kenikmatan dari sebuah ranjang yang telah berlumuran dosa . . .

Banyak sudah dosa yang telah akua kerjakan disini . . .

diatas sebuah kasur yang telah lama menjadi pelampiasanku dengan . . .

semua yang ada . . .

Baik dengan sesama maupun dengan seorang tante-tante yang masih perawan . . .

Hanya satu kenikmatan yang aku cari . . .

tidak peduli apa yang terhjadi dengan semua ini . . .

Erangan, 

Lengguhan, 

dan desahan nafas yang penuh nafsu . . .

berkejar-kejarab bagaikan seekor kuda besi yang lari dengan penuh nafsu . . .

Kecepatan penuh sebelum semua berakhir . . .

banyak sudah yang telah aku dapatkan dengan semua ini . . .

Dari yang menyenangkan sampai ayang menjijikan . . .

dari yang tidak sakit sampai rasa sakit yang aku alami . . .

Semua aku lakukan dengan tutup rapat . . .

Alasan klasik dari seorang pelacur jalanan . . .

Materi . . .

Menjadikan semua ini berjalan tanpa adanya rasa malu . . .

Apa mungkin maluku masih jauh dari Jogja?

Hu'uh . . .

Semakin hari semakin banyak saja yang memakai jasaku . . .

Hingga aku sendiri tiodak mengetahui apa yang harus aku kerjakan untuk mengakhiri semua yang pernah . . .

Pernah aku kerjakan !

Tapi tuntutan rasa nikmat dan rasa haus akan kepuasan dari seorang . . .

seorang pemuas nafsu dan yang memuaskan . . .

Nafsu yang terus menggelora . . .

Tiada hentinya . . .

Jiwa raga telah aku jual hanya demi . . .

tuntutan dan tuntutan kehidupan yang semakin aku rasakan sangat . . .

Nikmat . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar