Rabu, 08 April 2009

Malam Tiada Berbintang

Malam tiada berbintang
Hanya ada sang rembulan yang menyinari
Sang bintang enggan menampakkan wujudnya
Aku sendiri di tengah hamparan padi 

Hamparan padi yang menunduk
Mengingatkan aku pada jumlah usiaku
Yang setiap hari berkurang
Tapi . . .
Kebanyakkan dari kita tidak mengetahuinya
Aku,
Sendiri disini hanya untuk merenung
Merenung tentang apa yag baru saja terjadi

Bukan salah orang tuaku 
Tapi memang salahku sendiri yang begini
Selalu, selalu membantah apa yang mereka perintahkan
Aku memang sudah muak dengan semua
Tanpa mereka aku bukanlah siapa-siapa
Tapi . . .
Kenapa aku harus mengalami hal setragis ini?


4 komentar:

  1. sabar (maaf) esok akan terbit matahari yg menyinari dan disambut bintang kala malam menjelang.
    semangat!

    BalasHapus
  2. merenungi nasib hanya membuat kita tak berharga, teruslah berkarya

    BalasHapus
  3. ya . . .
    semua yang akan kita lakukan pasti berharga . . .
    hanya saja terkadang . . .
    semua karya yang ku hasilkan . . .
    dianggap sebagai sebuah renungan . . .
    yang tiada berguna . . .

    BalasHapus
  4. wadau siapa yang mereungi nasib . . .

    satu hal ingin aku sampaikan kepada semua . . .

    aku hanya ingin mencurahkan semua yang pernah aku rasakan . . .

    BalasHapus