Damai tapi gersang ini yang kurasakan saat ini, bersamanya dan tanpa alasan yang jelas. Aku termenung, diam disini tanpa bahasa. Hanya saling tatap mata. Kosong. Waktupun berjalan detik demi detik, seucap kata belum ada yang terlontar sama sekali
Akupun masih setia menungg, menunggu hingga ada kata yang terlontar, namun sudah beberapa jam disini tak ada kata yang terucap dari bibir manisnya. Sibuk dengan angan yang lain mungkin, tapi aku juga tak tahu dengan apa yang ada dalam benaknya. Masih diam tak beranjak. Belum ada perubahan yang berarti.
Enam puluh menit berlalu, masih sama dengan memandang bintang berdua dan tak bergerak dikeheningan malam. Bintang-bintang yang bertebaran diangkasa, berkelip-kelip dengan indahnya. Seakan menggoda untuk bertutur kata kepadanya namun kebekuain ini masih berlanjut. Udara dingin juga tak mengubah keadaan, api unggun yang menyala sedari tak tak dapat menggantikan hangat peluknya ...
Malam semakin larut, hawa dingin menyergap menusuk hingga tulang yang terdalam. Masih berdua dalam diam tanpa bersentuhan bahkan berjabat tanganpun seolah berat. Namun aku disini masih setia untuk menunggu jawaban yang pasti dari tuturnya, dan aku harus lega meneri apapun keputusannya ...
Jiwa ini masih terasa sepi. Api unggun yang sedari tadi membakar kayu-kayu untuk menghangatkan kita ternyata hampir padam. Bara yang merona merah serta kerlip bintang diangkasa semakin menggodaku untuk memeluknya. Tapi apa daya hanya angan yg ada disini. Tak dapat berbuat banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar