" Lalui angin, ku rasakan rindumu ... Dibalik kereta yang melaju ... Ku dengar debarmu ... Seiringan gema besikmu, sayangiku ... "
"Angin" lagu milik Saras Dewi mengalun lembut memecahkan keheningan sore hari ini. Menemaniku yang sedang kesepian. Ya, seperti biasa, akan melalui malam panjang dengan sedikit kegelisahan ketika Ia tak hadir disampingku. Entahlah apa yang sedang ku pikirkan tentang dia namun bayangan dirinya selalu hadir dipelupuk mataku. Saat jingga mulai menghilang dan digantikan oleh kegelapan dan sinar lampu kota, aku masih asik dengan duniaku sendiri. Terlalu dalam sebuah angan yang tak pasti.
Namun rindu akan dirimu selalu saja membuat hati ini gundah gulanda. Tak ingin semua orang mengetahui dan mengerti akan apa yang ada dihati ini. Kamu yang selama ini dihatiku, hampir selalu menemaniku selama setahun dan memberikan sejuta maknya yang berbeda dikeseharianku.
" Riang hati terbawa pergi, ombak samudera. Gemuruhnya seolah membawa lara... ", ah entahlah musik ini menceritakan sedikit demi sedikit rasa yang mulai berkecambuk dalam hati. Aku yang masih tak mengerti tentang semua ini, hanya terduduk diam menikmati semua yang berjalan. Tak takut aku untuk move on tapi rasa ini sudah terlalu nyaman dengan dirimu, yeboo.
Banyak rasa telah ku pendam. Banyak rasa telah ku kubur, hanya untuk kamu seorang yeboo-ku rasa ini. Bukan untuk mereka-mereka yang hanya bisa bilang sesaat namun tak bisa memenuhi apa yang aku inginkan. Dalam jiwa dan ragamu, aku menemukan semua yang ku cari. Walau aku yakin kamu bukan yang terakhir untuk ku labuhkan rasa ini, namun setidaknya kamu pernah singgah dihatiku dan memberikanku sebuah warna dan sebuah rasa.
Ah, jingga begitu cepat berlalu. Mimpi-mimpi inipun tak akan terlepas begitu saja. Berusaha untuk membentuk dan merakitnya hingga menjadi kesatuan yang begitu elok, untukku dan untuknya. Untuk kita. Saling membahu untuk menjadikan satu dan merangkai mimpi-mimpi yang berserakan ini. Angin malam mulai menyeruak, berhembus menembus hati yang mulai pilu dengan semua ini. Pilu yang seakan-akan mengisi seluruh relung hati ini.
Gelisah yang semakin membuncah seakan menari-nari menikmati kesendirian ini. Memenuhi benakku akan dirimu. Sehari tak melihatmu terkadang menjadikan sebuah hal yang tak luar biasa, namun sebulan waktu itu ketika kamu bertugas, ah sepi jiwa ini. Semangat seolah membeku dan godaan dari luar begitu banyak, namun aku selalu menunggumu. Menunggu dan menunggu hingga kamu kembali dan aku bisa langsung menikmati semua bersamamu. Semua kembali, bersemi dan bermekaraan dengan indahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar