Ke Arah Timur
Pemandangan berbeda akan dijumpai bila memilih menyusuri selokan sesuai arah alirannya, ke arah timur. Beberapa wilayah yang akan dilewati adalah Gejayan, Depok, Maguwoharjo dan Kalasan. Nuansa perkotaan akan lebih sering dijumpai dari Gejayan hingga Depok dengan banyaknya bangunan dan warung kaki lima. Bila belum mengisi perut, tak ada salahnya mampir di SGPC (sego pecel atau nasi pecel) Bu Wiryo di sebelah utara Fakultas Peternakan UGM.Sawah hijau baru akan dijumpai bila telah sampai di wilayah Maguwoharjo. Di beberapa desa, anda pun harus melintasi jalan tanah karena jalan aspal yang dibangun ternyata tak selalu searah dengan aliran Selokan Mataram. Jalan tanah di wilayah timur ini umumnya kering sehingga tak licin, tapi mesti tetap berhati-hari karena ruas jalan yang sempit, salah-salah anda bisa tercebur ke selokan. Meski kalaupun tercebur rasanya akan baik-baik saja, tapi malunya tentu tak tertahankan.
Setelah sampai di wilayah Kalasan, anda bisa melihat panorama yang mengesankan. Dari jalan tanah di sisi kanan selokan, anda bisa melihat bagian tengah hingga puncak Candi Tara. Hamparan sawah dan pepohonan tinggi menjadi latar depannya. Terdapat jalan aspal ke arah kanan bila anda hendak mampir ke candi yang menjadi peninggalan kebudayaan Budha tertua di Yogyakarta itu.
Dari sini, anda masih harus berjalan ke arah timur untuk sampai ke hilir Selokan Mataram. Di tengah perjalanan, anda akan menjumpai selokan mengalir di bawah rel kereta api. Kurang lebih 1 kilometer kemudian, anda akan menemui hilir aliran Selokan Mataram. Tampak air selokan mengalir deras ke bawah, bersatu dengan Sungai Opak yang mengalir ke selatan menuju Samudra Indonesia. Pemandangan sekitar pun cukup indah. Terlihat pohon-pohon tinggi tumbuh di tepian Sungai Opak. Pemandangan itu menjadi pertanda akhir perjalanan menyusuri aliran Selokan Mataram ke arah timur.
Menyenangkan dan Mengagumkan
Menyusuri aliran Selokan Mataram, selain memberi pengalaman menyenangkan, akan membuat kita mengagumi perancangnya. Bagaimana tidak, alirannya yang dari barat ke timur seakan "melawan" hukum alam karena Gunung Merapi di utara Yogyakarta menyebabkan aliran sungai di sini biasanya dari utara ke selatan yang lebih rendah. Selokan yang melintas di atas belasan kali kecil dan melewati terowongan di bawah Kali Krasak dengan memanfaatkan hukum fisika, telah puluhan tahun memberi air bagi belasan ribu hektar sawah dan menjadi salah satu landmark Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar