Tepat seperti dua tahun yang lalu., malam yang dingin ini membawa aku kepada bayangan dirinya yang telah lama ku lupakan. Seorang yang dulu sangat berarti namun sekarang, mungkin dia memandangku hanya sebagai seonggok sampah yang tak berguna, dua natal tak berjumpa, dua lebaran tak bertemu juga. Namun bayangan dirinya masih begitu melekat dipelupukku. Hingga aku tak tahu harus berbuat apa.
Tempat pelarianku ketika aku merasa sedih pernah ku ceritakan dan ku bawa ia kesana. Sebuat tempat yang menjadi favoritku untuk melupakan segala keluh kesahku, diantara hamparan rerumputan yang dibalut dengan selimut yang bermandikan cahaya kunang-kunang dipadukan dengan sang purnama yang bercahaya dengan indahnya. Terpantul jelas di cermin alam yang begitu luas. Perpaduang suara dan tarian sang hewan malam pun sangat harmonis seperti saat aku pertama kali mengajak dia kesini, tuk menikmati ketenangan yang baginya jarang dirasakan.
Kini semua itu tinggal sebuah kenangan masa lalu, dimana semua telah terjadi dan tak mungkin terulang kembali. Kecerobahanku yang membuatku dia membenciku bahkan sekarang melupakanku. Aku tak menyesal, aku tak kecewa hanya aku merasa kehilangan akan sosoknya. Sosok manja yang selalu menggit pundakku ketika ia merasa rindu kepadaku, selalu mengajakku bersenang-senang walau dia tahu aku tak suka seperti itu dan yang pasti dia selalu ada disetiap malamku ketika ia sedang gelisah.
Itu semua dua tahun yang lalu bukan hari ini, aku hanya berusaha mengingat sosoknya yang bagiku sangat berarti buat aku yang telah dianggap kakaknya. Kini aku dan dia telah sama-sama memilih jalannya sendiri-sendiri . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar