Kamis, 26 April 2012

pertempuran hati

" telah sering ku utarakan apa yang menjadi pendirianku namun apakah kalian mengerti ? apakah kalian peduli ? jawabannya tidak bukan, kalian sibuk membandingkan aku dengan mereka yang kalian anggap sukses "


jujur sebenarnya aku sakit ketika kalian perbandingkan, ketika aku sadar bahwa aku seperti tak dianggap. pekerjaanku memang tak berprofit seperti mereka. harusnya kalian juga mengerti kenapa aku memilih jalan yang ini. apa yang kalian berikan kepadaku semenjak kalian berpisah. aku menjadi dewasa lebih cepat dibandingkan mereka. terkadang aku juga merasa iri ingin seperti mereka yang selalu dapat apa yang mereka inginkan, tanpa bersusah payah. sedangkan aku hanya untuk menikmati sebuah sepeda butut aja aku harus berusaha keras mengumpulan koin-koin untuk membelinya karena ku tahu saat ku meminta kepada kalian mesti kalian menolaknya apalagi jika aku meminta motor, semakin mengada-ada jawaban kalian. 

bahkan ketika aku ingin membuka usaha dan butuh modal beberapa ratus ribu rupiah aja tidak kalian berikan. malah kalian mencaci kepadaku dan tak percaya akan usaha yang ku buat yang notabene aku ini adalah anak kalian. aku tak ingin membuat kalian repot dengan semua keinginanku tapi terkadang kalian yang membunuh apa yang menjadi keinginanku. asakupun sepertinya tak boleh melayang diatas sana, sedangkan pemikiranku tak ingin sama dengan kalian. aku ingin lebih baik lagi tanpa merepotkan kalian namun apa yang menjadi keinginanku itu malah kalian hancurkan tanpa sisa sama sekali, lebur kembali bersama tanah dan ucapak kalain kepada teman-teman kalian.

hingga ku putuskan, aku meninggalkan dunia yang menurut kalian mewah. dunia kepenyiaran dan jurnalistik. dunia yang sempat melambungkan namaku diatas sana walau bukan dikota tercinta ini, bukan disini tapi dikota pahlawan sana. harusnya kalian juga mengerti kenapa aku meninggalkan dunia itu dan kembali kesini didunia yang sama namun hanya beberapa bulan saja katena aku tau kalian selalu berpendapat bahwa dunia itu penuh dengan harta yang melimpah, pemikiran kalian salah, tak sepaham denganku. kini, ketika ku sadar bahwa masa remajaku telah hilang karena harus mandiri apakah kalian peduli ? tetap tidakkan. 

setelah lama aku meninggalkan dunia tersebut sekarang kalian telah mengetahui dari saudara kalian yang bekerja diduniaku dahulu.

kalia baru tersadar bukan bahwa pendapat selam beberapa jam hanya dihitung dalam belasan ribu rupiah yang dulu pernah kalian pikir hingga  ratusan ribu rupiah. 

aku tak pernah silau dengan pendapatan itu dan aku selalu bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan kepadaku, bukankah kalian yang mengajariku untuk selalu bersyukur kepada-Nya, selalu berbagi atas apa yang kita miliki, tapi kenapa kenapa sekarang kalian melupakan apa yang kalian ajarkan kepadaku ?

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar