Malam sepi tiada teman yang menemani
Lari kecil sang kucing-kucing kecil nan lucu
Dibawah terpaaan sang purnama
Kerlip-kerlip bintang laksana intan permai
Eongan kucing nan manja menghampiriku
Kesendirianku telah terusik
Duduk nyaman disampingku
Yang dipenuhi tanda tanya
Akan sebuah asa dan rasa
Yang tak tahu akan sampai kapan terjawab
Purnama yang masih menjadi perhatianku
Dan kerlip bintang yang menggodaku untuk berpaling
Namun ku nikmati semua secara b ersama
Tanpa ku ragu
Kembali ku diusik oleh kucing-kucing kecil itu
Lucu dan mengeong manja
Setia menemaniku dari tempatku duduk disini
Dihamparan permadani rumput nan sejuk
Jangkrik dan hewan malam lainnya telah berseru
Seakan menemani jiwa ku yang sepi
Tanpa sebuah pamrih
Membuatku tersentuh
Ku lihat sesuatu terjadi dihadapanku
Tarian sang lentera malam
Kunang-kunang yang selalu ku tunggu
Malam ini ku tak menempati tahtaku
Didahan pohon itu
Ku hanya bersandar dibawah
Semberani memainkan kedua tangaku
Mencoba mengusir gigitan sang penghisap darah
Namun pandangan mataku tak teralihkan
Masih menatap tarian indah sang kunang-kunang
Diamku dalam tanya
Eoangan kucing yang sedari tadi menemanili telah berganti
Manjanya telah menghilang
Tinggalku sendiri menatap purnama
Menikmati keharmonisasian orkestra
Riak danau yang sedari tadi tenang
Kini bergelombang
Sang ikan melompat bahagia
Menambah satu instrumen baru yang jarang ku dengarkan
Berpadu mengiringi tarian indah sang kunang-kunang
Yang kini ada disuatu panggung termegah
Yang pernah ku nikmati
Dalam kesendirianku disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar