Terkadang keindahanmu sangat elok
Keindahanmu sunggu sedap dipandang mata
Namun kini
Disaat kau terbangun dari mimpi indahmu
Kau meluluh lantahkan seluruhnya
Korban-korban kembali berjatuhan
Entah telah berapa ratus korban yang berjatuhan
Telah berapa ratus nyawa yang melayang
Kini masyarakat kembali takut terhadapmu
Pesona indahmu nan elok kini sirna sudah
Puing-puing reruntuhan rumah penduduk sekrang terhampar
Bagiakan kota mati
Hanya sebagain rumah yang masih berdiri
Sebagian hilang entah telah terbakar oleh awan panasmu
Semua telah berdampak
Semua telah mengerti
Namun dikala kau telah kembali berdiam
Kau sungguh elok dan rupawan
Tak jenuh mata ini memandangmu
Namun kini
Hari ini
Banyak yang takut akan kekuatan yang begitu dasyat seperti seribu tahun lalu
Yang menenggelemkan candi-candi nan elok dan menghancurkan kota ini
Jerit dan isak tangis kini melanda
Ancaman penyakit kini silih berdatangan
Namun kapan engkau akan berhenti belum dapt dipastikan
Merapi . . .
Tertidurlah kembali
Jogja, 06 November 2010 at 06.06 pm WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar