Dalam kesunyian malam
Dalam gelap malam yang melindungi
Dalam kesendiriianku
Malam ini terasa berbeda dengan malam sebelumya
Tanpa ada bulan dan tanpa ada bintang
Tak ada suara hewan malam yang biasa menamanimku
Malam ini sunyi senyap
Kudus untuk berdoa . . .
Tapi ku berdiri sendiri ditengah hamparan pohon padi yang menghijau
Walau gelap malam telah menyamarkannya
Tapi aku masih ingat kejadian tadi pagi
Kini hawa dingin telah mulai menusuk tulangku
Jaket ini tak mampu menahannya
Rumput yang ku injah mulai membasah karena embun
Ku beralan menyusurinya untuk menuju rumah
Kini aku rindu akan sebuah ketenangan
Yang seperti dulu
Tapi sekarang setiap sepi hanya ada air mata yang mengalir
Mengalir melepas semua penat yang ada
Setiap ku memikirkannya aku teringat akan jani manisnya
Janji yang manis dari mulut manisnya
Tinggallah sebuah kenangan indah akan dirinya
Dirinya yang pernah memberikan sebuah makna
Tentang kehidupan yang salah ini
Ku telah mencoba untuk berbenah
Tapi . ..
Semua seperti angan yang sulit untuk dibenarkan . . .
Telah banyak janji yang diberikan
Hingga aku terlena . . .
Saat ini tanpa ada dia disisiku
Walau dahulu hanya sebatas . . .
Suara yang diberikan kepadaku . . .
Suara yang dapat membuat tidurku lelap
Hingga sang mentari kembali menghangatkan
Tapi semua itu dulu . . .
Ketika dia masih sayang kepadaku dan membutuhkanku
Sekarang . . .
Apa arti seorang aku . . .
Yang tak berguna baginya dan hanya menganggapku tak ada
Hatiku yang telah terluka dengan semua ini
Berkata lain . . .
Bahwa dia yang terbaik walau aku tak dapat memilikinya
Bagiku fisiknya tak egitu berarti
Hanya satu yang ku ingat tentang dia
Sebuah janji yang tak akan pernah terhapus
Janji suci tentang kita . . .
Tentang sebuah cinta terlarang
Kini aku hanya dapat menunggumu
Dikesepianku hanya ada kamu seorang . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar